Saturday, September 10, 2016

Kisah Owa Jawa di Amerika

logo kongres IPS

Acara kongres IPS (International Primatological Society)di Chicago menjadi kesempatan kita dari project “Kopi dan konservasi primata” untuk membawa pesan pelestarian Owa jawa ke komunitas internasional (baca disini tulisan sebelumnya). Presentasi di hadapan peserta kongres telah di sampaikan pada tanggal 23 Agustus 2016, dalam symposium Community Conservation of Primate. Baca disini abstract presentasi kami, yang berjudul "Caffeinated Conservation :  an outlook for gibbon of Java"

Kongres yang berlangsung 6 hari mulai tanggal 21-26 Agustus, salah satu pesan pelestarian primata yang kami ikuti adalah dengan turut berpartisipasi dalam silent auction, acara lelang produk-produk dari habitat primata atau pun dari proyek kegiatan penelitian primata untuk di donasikan kepada konservasi primata yang di kelola oleh IPS. Kami membawa produk special yang kami kemas untuk menyampaikan pesan pelestarian Owa jawa, kopi Arabica dan Robusta dari habitat Owa di petungkriyono Pekalongan, dan juga t-shirt official project kopi dan konservasi primata.
Bert Covert, pemenang lelang kopi owa

Hingga hari kelima ternyata smua produk kita mendapat apresiasi yang banyak, lelang kita mulai dengan harga 10USD, hingga hari kelima ternyata sampai 25 USD.
suasana lelang untuk donasi konservasi


Kongress primata tahun 2016, ada banyak presentasi dari Indonesia tentang penelitian dan kegiatan konservasi, namun masih banyak di dominasi peneliti asing, dan perwakilan dari Indonesia dalam acara ini ada 5 orang, yaitu Bapak Jamartin Sihite mewakili project orangutan Kalimantan, Bapak Made Wedana dari proyek rehabilitisi primata Jawa, mbak Yeni Saraswati dari Orangutan Sumatra, mbak Dwi Yandhi dari proyek Macaca Nigra dan saya sendiri mewakili SwaraOwa.
Perwakilan Indonesia di IPS kongress

Mendengar pengalaman lapangan dari berbabagi negara yang mempunyai primata sudah tentu memberikan tambahan informasi dan berbagi solusi yang di hadapi untuk pelestarian primata dan habitatnya. Kongres primata ini menjadi acara 2 tahunan para pegiat dan peneliti primata untuk berbagi kisah lapangan, dan kegiatan konservasi primata. Beberapa di antaranya yang sangat menarik adalah kisah dari cina dan madagaskar yang memodifikasi camera trap yang bisa bertahan hingga 1 setengah tahun, tanpa mengganti batrey. Kisah pejuang primata dari Nepal,yang tanpa henti berkunjung ke sekolah-sekolah untuk mengenalkan primata endemik Nepal, dan masih banyak lagi kisah keberhasilan penelitian dan kegiatan konservasi primata dari berbagai habitat primata di dunia. (bersambung).
bersama pegiat primata dari Jepang, Benin, dan Nepal




No comments:

Post a Comment